Kota
Pangkal Pinang
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia
bebas
Kota Pangkal Pinang adalah salah satu Daerah Pemerintahan Kota
di Indonesia yang merupakan bagian dari Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung
sekaligus merupakan
ibu kota Provinsi.
Kota ini terletak di bagian timur Pulau Bangka. Kota Pangkalpinang
terbagi dalam 7 kecamatan yaitu Taman Sari, Rangkui, Pangkalbalam,
Gabek, Bukit Intan, Girimaya dan Gerunggang. Memiliki wilayah seluas
118,408 km2 dan jumlah penduduk berdasarkan Sensus Penduduk 2010
sebanyak 328,167 jiwa dengan kepadatan 1.955 jiwa/km2. Saat ini dipimpin
oleh Walikota Drs. H. Marzuki, MM yang telah menjabat untuk periode
kedua (2008-2013) sebelumnya telah menjabat untuk periode pertama
2003-2008.
Sungai
Rangkui membelah kota yang berjulukan BERARTI (BERsih, Aman, Rapi,
Tertib, Indah) ini. Kota ini berpusat di Jalan Merdeka sebagai titik nol
kilometer kota.
Populasi Kota Pangkalpinang kebanyakan dibentuk oleh
etnis
Melayu dan
Tionghoa suku Hakka yang datang dari
Guangzhou.
Ditambah sejumlah suku pendatang seperti
Batak,
Minangkabau,
Palembang,
Sunda,
Jawa,
Madura,
Banjar,
Bugis,
Manado,
Flores dan
Ambon.
Kota Pangkalpinang merupakan pusat pemerintahan, pusat pemerintahan
kota di Kelurahan Bukit Intan, dan pusat pemerintahan provinsi dan
instansi vertikal di Kelurahan Air Itam. Kantor pusat PT. Timah Tbk.
juga berada di sini. Pangkalpinang juga merupakan pusat aktivitas
bisnis/perdagangan dan industri di Bangka Belitung.
[sunting] Jumlah Penduduk
inilah populasi kota Pangkal Pinang dari
1956 -
sekarang.
[sunting] Batas Wilayah
Kota pangkal pinang berkembang dari status sebagai
kota kecil
di tahun 1956,
kotapraja,
kotamadya,
hingga menjadi kotamadya daerah tingkat II Pangkalpinang.
[2]
Lahirnya Pangkalpinang dengan status Kota Kecil adalah pada tahun
1956 berdasarkan UU Darurat No. 6 Tahun 1956 yang meliputi dua
gemeente
yaitu
gemeente Pangkalpinang dan
gemeentee Gabek dengan
luas 31,7 Km2 dan ditetapkan pula Pangkalpinang sebagai ibu kotanya.
Sebagai pejabat Walikota yang pertama adalah R. Supardi Suwardjo (alm),
Patih di Kantor Residen Bangka Balitung. Pada tanggal 20 November 1956
kedudukanya diganti oleh Achmad Basirun (alm) sebagai penjabat wali kota
dan kemudian diganti oleh Rd. Abdulah (alm) pada tanggal 15 Desember
1956.
Berdasarkan UU No. 5 Tahun 1959 status kota kecil ditingkatkan
menjadi Kotapraja pada tanggal 24 Juli 1958. Rd. Abdulah diganti oleh R.
Hundani (alm) yang terpilih sebagai Walikota hasil pemilu yang pertama
tahun 1955 (wali kota ke-44). Kemudian dengan surat keputusan Presiden
RI No. 558/M, pada tanggal 1 Oktober 1960 ditunjuk M. Saleh Zainuddin
sebagai Walikota (Kepala Daerah Kotapraja) Pangkalpinang.
Berdasarkan UU No. 18 Tahun 1965 status Kotapraja diubah menjadi
Kotamdya. dengan keputusan Presiden RI tanggal 21 Februari 1967 No.
UP/10/I/M-220, M. Saleh Zainudin diganti oleh Drs. Rustam Effendi (alm)
sebagai wali kota dengan 5 (lima) orang anggota Badan Pemerintahan
Harian sebagai pembantu dalam menjalankan pemerintahan.
[sunting]
Kotamadya Daerah Tingkat
II Pangkalpinang
Dengan berlakunya UU No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
Pemerintahan di Daerah, status Kotamadya menjadi Kotamadya daerah
Tingkat II Pangkalpinang yang dilengkapi dengan 20 orang anggota DPRD,
sebagai wali kotanya Kepala Daerah adalah sebagai berikut:
- Roesli Romli (1973-1978)
- H.M. Arub, SH (1978-1983)
- H.M. Arub, SH (1983-1988)
- Drs. H. Rosman Djohan (1989-1993)
- Drs. H. Sofyan Rebuin (1993-1998)
Pada masa jabatan Bapak H.M. Arub, SH yakni dengan PP No. 12 Tahun
1984 wilayah Kotamadya Pangkalpinang dimekarkan dari 31,7 km2 menjadi
89,4 KM2 dan dengan pemekaran itu meliputi tiga desa dari Kabupaten
Bangka, yakni Desa Air Itam, Tua Tanu dan Bacang sehingga dari 4
Kecamatan terdapat 55 Kelurahan dan 3 Desa.
[sunting] Kota Pangkalpinang
Pada tanggal 7 Mei 1999 dikeluarkan UU Nomor 22 tahun 1999 tentang
Pemerintahan Daerah yang menerapkan sistem Otonomi Formil dan Otonomi
Luas pada Kabupaten/Kota. Daerah Otonom Pangkalpinang menjadi Dareah
Otonom Kota Pangkalpinang dengan Badan Legislatif sejumlah 25 orang yang
terpisah dari Pemerintahan Daerah. Pemerintahan Daerah dipimpin oleh
Walikota dan Wakil Walikota sebagai jabatahn Politis, sedangkan
Sekretaris Daerah adalah pimpinan Aministratif/Birokrasi. Dengan
Undang-Undang ini berbagai instansi vertika/departemen/LPND sejak 1
Januari 2001 menjadi perangkat daerah otonom, sedangkan 3 desa yang
dikemukakan diatas yakni Air Itam, Tua Tunu dan Bacang menjadi
Kelurahan.
Yang menjabat sebagai wali kota pada masa Pemerintahan ini adalah :
- Drs. H. Sofyan Rebuin, MM
- Drs. H. Zulkarnain Karim, MM
Kota Pangkalpinang terdiri atas 7
kecamatan:
- Bukit Intan
- Giri Maya (Tahun 2010 Masih Masuk Bukit Intan)
- Gerunggang
- Pangkal Balam
- Gabek (Tahun 2010 Masih Masuk Pangkal Balam)
- Rangkui
- Taman Sari
Pangkalpinang memiliki 23+
4 pada tahun 2011
hotel terdiri dari 5 hotel berbintang dan 18 hotel
melati. Jumlah kamar sebanyak 445 buah dan jumlah tempat tidur sebanyak
757 buah. Sedangkan jumlah restoran sebanyak 5 buah. Beberapa obyek
wisata yang ada di Pangkalpinang:
- Taman Sari
- Taman Merdeka
- Museum Timah
- Masjid Jami'
- Gereja Maranatha
- Gereja Katedral Pangkalpinang
- Vihara Citra Maitreya
- Klenteng Konghucu
- Pantai Pasir Padi
- Pantai Sampur
- Lapangan Golf Girimaya
- Chinatown
- Makam Belanda (Keerkhof)
[sunting] Transportasi
Bandar Udara Depati Amir melayani
penerbangan 13 kali sehari dari/ke
Jakarta yang dilayani oleh
Sriwijaya
Air 5x,
Batavia Air 2x,
Lion Air
3x,
Garuda Indonesia 2x,
Merpati Nusantara 1x. Sedangkan
penerbangan dari/ke Palembang sebanyak 1 kali setiap hari yang dilayani
oleh Sriwijaya air. Serta Rute Batam - Pangkalpinang- Tanjung Pandan
dilayani oleh 2 maskapai yaitu
Sky
Aviation Senin, Selasa, Kamis, Jumat dan Minggu dan
Aviastar
Setiap Senin dan Jumat.
Pelabuhan
Pangkalbalam melayani angkutan barang seperti ekspor/impor dan
perdagangan antar pulau dan angkutan penumpang dengan tujuan Jakarta
melalui Kapal Ferry/Roro dan tujuan Tanjungpandan melalui Jet Foil/Kapal
Cepat setiap hari. Pelabuhan Muntok melayani kapal cepat dengan tujuan
Palembang. Sedangkan pelabuhan Belinyu hanya disinggahi oleh kapal-kapal
Pelni. Masih ada lagi pelabuhan di bagian selatan pulau Bangka, yaitu
Sadai yang melayani kapal fery dari Pelabuhan Cigading, Banten.
Pangkalpinang memiliki 4 terminal dalam kota yang menghubungkan rute
kecamatan di seluruh Pulau Bangka, sedangkan untuk dalam kota dilayani 5
trayek Angkutan Kota dengan waktu operasinya dari pukul 06.00 s/d 18.00
WIB. Informasi jalur angkutan kota Pangkalpinang:
- Angkot berwarna kuning untuk rute dari pasar ke Girimaya.
- Angkot berwarna merah untuk rute dari pasar ke Pangkalbalam.
- Angkot berwarna biru muda untuk rute dari pasar ke Selindung.
- Angkot berwarna hijau untuk rute dari pasar ke Jalan Mentok.
- Angkot berwarna hitam untuk rute dari pasar ke Sampur.
- Angkot berwarna putih untuk rute dari pasar ke Jalan Sungai Selan.
Kondisi topografi wilayah Kota Pangkapinang pada umumnya bergelombang
dan berbukit dengan ketinggian 20-50 m dari permukaan laut dan
kemiringan 0-25%. Secara morfologi daerahnya berbentuk cekung dimana
bagian pusat kota berada didaerah rendah. Daerah-daerah yang berbukit
mengelompok dibagian barat dan selatan kota Pangkalpinang. Beberapa
bukit yang utama adalah Bukit Girimaya yang berada di ketinggian 50 m
dpl dan Bukit Menara. Sedangkan hutan kota seluas 290 ha berada di
Kelurahan Tua Tunu Indah Berdasarkan luas wilayah Kota Pangkalpinang
dapat dirinci penggunaan tanahnya; luas lahan kering yang diusahakan
untuk pertanian (tanaman bahan makanan, perkebunan rakyat, perikanan dan
kehutanan) adalah seluas 1.562 Ha, lahan yang sementara tidak
diusahakan seluas 1.163 Ha dan lahan kering yang dimanfaatkan untuk
pemukiman seluas 4.130 Ha. Sedangkan sisanya 2.085 Ha adalah berupa
rawa-rawa, hutan negara dan lainnya.
[sunting]
Keadaan
tanah dan geologi umum
Tanah di daerah Kota Pangkalpinang mempunyai
pH rata-rata di
bawah 5 dengan jenis tanah
podzolik
merah kuning,
regosol,
gleisol dan
organosol
yang merupakan pelapukan dari batuan induk. Sedangkan pada sebagian
kecil daerah rawa jenis tanahnya asosiasi Alluvial-Hydromorf dan
Glayhumus serta regosol kelabu muda yang berasal dari endapan pasir dan
tanah liat. Keadaan tanah yang demikian kurang cocok untuk ditanami
padi, tetapi
masih memungkinkan untuk ditanami
palawija.
Pada daerah pinggiran, yaitu Desa Tuatunu dan Desa Air Itam cukup
potensial menghasilkan lada dan karet. Kondisi geologi umum di daerah
ini; formasi yang tertua adalah batu kapur berumur Permo Karbon,
menyusul Slate berumur
Trias Atas
dan terakhir Intrusi Granit berumur setelah
Trias Jura.
Susunan batuan granit bervariasi dari granit sampai dioditik dengan
inklusi mineral berwarna gelap yaitu Biotit dan ada kalanya Amfibol
Hijau.
Di wilayah Kota Pangkalpinang terdapat beberapa sungai, pada umumnya
sungai-sungai kecil yang ada di wilayah ini bermuara ke
Sungai
Rangkui. Di samping Sungai Rangkui terdapat juga
Sungai
Pedindang di bagian selatan. Kedua sungai ini berfungsi sebagai
saluran utama pembuangan air hujan kota yang kemudian mengalir ke
Sungai
Baturusa dan berakhir di
Laut Cina Selatan. Sungai-sungai ini selain berfungsi
sebagai saluran utama pembuangan air hujan kota, juga befungsi sebagai
prasarana transportasi sungai dari pasar ke Sungai Baturusa dan terus ke
laut. Anak Sungai Rangkui merupakan kanal pengairan dari pintu air
kolong kacang Pedang ke Sungai Rangkui yang dibangun oleh Pemerintah
Hindia Belanda pada tahun 1930-an. Sumber air untuk air bersih pada
umumnya dari air tanah disamping Kolong Kacang Pedang dan Kolong Kace.
Pada dasarnya wilayah kota Pangkalpinang kalau dilihat morfologinya
berbentuk cekung dimana bagian pusat kota lebih rendah, sehingga keadaan
ini memberikan dampak negatif, yaitu rawan banjir terutama pada musim
hujan atau pengaruh pasang surut air laut melalui Sungai Rangkui yang
membelah Kota Pangkalpinang. Adapun daerah yang tidak pernah tergenang
terletak di sebelah Utara, Barat dan Selatan kota. Sedangkan daerah
Timur yang berbatasan dengan Sungai Rangkui dan Laut Cina Selatan dan
bagian tengah kota yang dilalui oleh sungai Rangkui sering tergenang
oleh air pasang (rob), daerah yang tergenang tersebut terutama
Kecamatan Rangkui,
Pangkal Balam dan
Taman Sari.
Iklim daerah Kota Pangkalpinang tergolong tropis basah type A dengan
variasi hujan antara 56,2-337,9 mm per bulan selama tahun 2003, dengan
jumlah hari hujan rata-rata 16 hari setaip bulannya. Bulan yang
terkering adalah bulan Agustus. Hawa di daerah ini dipengaruhi oleh
laut, baik angin maupun kelembabannya. Suhu udara selama tahun 2003,
misalnya bervariasi antara 23,3 - 32,4 derajat Celcius, sedangkan
kelembabannya berkisar antara 76 - 88 persen. Angin bergerak setiap hari
dengan arah dari Timur pada siang hari dan dari Barat pada malam hari.
Rata-rata kecepatan angin cukup bervariasi setiap bulannya yaitu 3 knot
pada bulan Pebruari dan yang tertinggi terjadi tercatat pada bulan Juli,
Agustus dan September, yaitu 5 knot.
[sunting]
Pendidikan
Dasar dan Menengah
Pembangunan sarana pendidikan di Kota Pangkalpinang cenderung
stagnasi setiap tahunnya. Pada tahun 2005 jumlah SD sederajat mencapai
86 buah (68 SD/SDLB Negeri, 12 SD/SDLB swasta dan 6 Madrasah
Ibtidaiyah). Jumlah SMTP sederajat 24 buah (10 SMP Negeri, 11 SMP Swasta
dan 3 MTs) dan jumlah SMTA sebanyak 25 buah (12 SMU, 10 SMK dan 3
Madrasah Aliyah) serta terdapat juga lembaga pendidikan pra sekolah
sebanyak 38 buah (31 Taman Kanak-kanak dan 7 Rhoudatul Atfal). Pada
tahun 2004 jumlah murid SD sederajat 17.792 orang, murid SMTP 8.800
orang dan murid SMTA 11.114 orang. Pada tahun 2005 jumlah murid SD
sederajat meningkat menjadi 18.192 orang (17.145 murid SD/SDLB dan 1.047
murid Madrasah Ibtidaiyah), sedangkan pada murid SMTP sederajat menurun
menjadi 8.617 orang murid (7.824 murid SMP dan 793 murid MTs).
Penurunan juga terjadi pada jumlah murid SMTA yaitu dari 11.114 orang
menjadi 10.354 murid (5.154 murid SMU, 4.439 murid SMK dan 761 murid
Madrasah Aliyah). Beberapa sekolah percontohan nasional di Pangkalpinang
adalah SD Negeri 3, SD Negeri 10, SMP Negeri 2 dan SMA Negeri 1. Untuk
anggaran pendidikan ini, Pemkot Pangkalpinang menganggarkan dalam APBD
sebesar 21%.
[sunting] Pendidikan Tinggi
Hal lain yang cukup membanggakan dari dunia pendidikan adalah
perkembangan Perguruan Tinggi yang terus mengalami peningkatan
kuantitasnya. Pada tahun 2000 perguruan tinggi yang ada di Kota
Pangkalpinang adalah STIE PERTIBA dan STIH PERTIBA yang telah berdiri
pada tahun 1982, AKPER Pemkot Pangkalpinang, Sekretariat Universitas
Terbuka (UT) yang telah hadir sejak tahun 1984, Akademi Akuntansi Bhakti
berdiri tahun 1999 dan STIE IBEK berdiri tahun 2000. Pada tahun 2001
telah dirintis untuk mendirikan STIKES Abdi Nusa dan AMIK Atma Luhur.
Penambahan dalam kurun waktu dua tahun tersebut memberikan arti bahwa
masyarakat dalam memperoleh kesempatan pendidikan semakin besar dan hal
ini menunjukan bahwa upaya untuk mengimbangi laju pertumbuhan peserta
didik dari tahun ke tahun cukup mengembirakan. Pada tahun 2006 berdiri
Universitas Bangka Belitung yang merupakan cikal bakal universitas
negeri di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Untuk mengakomodir
tersedianya tenaga kesehatan handal pada tahun 2007 Pemkot Pangkalpinang
memprakarsai pendirian Akademi Kebidanan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar